English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Prosedur Instalasi Wireless LAN

Diposting oleh MysElf .. Selasa, 15 Maret 2011


Prosedur Instalasi Wireless LAN
PROSEDUR INSTALASI WIRELESS LAN
*Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)
*Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat
*Pemasangan Konektor
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet
*Pembuatan POE
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter
*Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah
*Instalasi Perangkat Radio
1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna
*Pengujian Noise
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 % – 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % – 20 % – 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.
*Perakitan Antena
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan
*Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical)
*Pengujian Koneksi Radio
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar
Entri ini ditulis oleh Yoyok Riawan dan dikirimkan oleh Maret 2, 2008 at 4:41 am dan disimpan di bawah Wireless. Tandai permalink. Telusuri setiap komentar di sini dengan RSS feed kiriman ini. Tulis komen atau tinggalkan trackback: URL Trackback.
















                            



Diposting oleh : Ryan Sofyan
Kategori: Networking - Dibaca: 782 kali
Panduan Praktis Instalasi Wireless LAN
Panduan instalasi Wireless LAN (WLAN) terutama pada band plan 2.4 Ghz dengan menggunakan teknologi WiFi atau standar 802.11 a/b/g. Walau demikian, secara umum panduan ini dapat digunakan untuk instalasi WLAN, WiMAX maupun teknologi sejenis untuk transmisi komunikasi data pada band plan yang lain seperti 900 Mhz, 2,5 Ghz, 2,7 Ghz, 3,3 Ghz, 3,5 Ghz, 4,9 Ghz, 5.2 Ghz, 5.8 Ghz maupun 7 Ghz.
Peralatan
Tim implementasi dan instalasi WLAN selain harus memiliki pengetahuan dan juga keterampilan yang baik harus dilengkapi pula dengan peralatan yang memadai untuk mempercepat pelaksanaan tugasnya. Peralatan yang dibutuhkan cukup sederhana dan tidak harus mahal asalkan memiliki reputasi kualitas yang teruji di lapangan. 
1.   Kompas danpeta topografi
2.   Penggaris danbusur derajat
3.   Pensil,penghapus, alat tulis
4.   GPS,altimeter, klinometer
5.   Kaca pantuldan teropong
6.   Radiokomunikasi (HT)
7.   Orinoco PCCard, pigtail dan PCI / ISA adapter
8.   Multimeter, SWR,cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9.   Peralatanpanjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10.  Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang(potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11.  Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross,crimping tools, konektor RJ45
12.  Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan APUtility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux,FreeBSD + utilitynya)

Survey Lokasi
Salah satu faktor yang paling menentukan di dalam implementasi dan instalasi WLAN adalah lokasi yang ideal. Berbagai hal harus diperhatikan seperti kontur permukaan tanah (topografi), ketinggian tanah/lokasi, Line of Sight (LOS), potensi obstacel dan pemetaan stasiun transmisi (BTS) lain (eksisting) disekitarnya.

1.   Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2.   Perhatikandan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3.   Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4.   Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shootdan test noise serta interferensi
5.   Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya adakesulitan dalam instalasi
6.   Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

Pemasangan Konektor
Titik sambungan antara perangkat WLAN, pigtail, kabel transmisi dan antena adalah konektor. Di dalam transmisi sinyal radio, titik sambungan harus diperhatikan dengan cermat. Pemasangan yang baik akan meningkatkan performa sistem, sebaliknya bila pemasangannya buruk akan menimbulkan kerugian seperti peningkatan antenuasi dan redaman sinyal bahkan tidak jarang menjadi penyebab interferensi hingga yang fatal yaitu rembesan air (hujan, embun) sehingga mengakibatkan short (korsleting). 
1.   Kuliti kabelcoaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2.   Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaankabel
3.   Pasangkonektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4.   Solder pinujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5.   Perhatikanurutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidakmudah bergeser
6.   Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7.   Lapisikonektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektordengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrikinstalasi rumah)
8.   Terakhir,tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9.   Untukperawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10.  Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderandan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang denganmenggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet

Pembuatan POE
Salah satu cara untuk meningkatkan performa sistem transmisi WLAN adalah dengan mengurangi atenuasi dan kerugian redaman sinyal akibat pemakaian kabel transmisi yang terlalu panjang. Sehingga ada kecenderungan untuk menempatkan perangkat WLAN sedekat mungkin dengan antena. Salah satu teknik yang banyak digunakan oleh para teknisi adalah dengan membangun rumah monyet di atas tower sedekat mungkin dengan antena, sebagai tempat perangkat WLAN. Rumah monyet ini akan dilengkapi dengan blower (kipas angin) pendingin dan kabel power (AC) yang ditarik dari station di bawah. Akan tetapi, rumah monyet dan kabel power semacam ini sering menjadi beban sehingga vendor memberikan solusi jenis perangkat WLAN outdoor yang sudah dilengkapi pelindung cuaca dan sistem catu daya melalui POE (Power Over Ethernet). Akan tetapi pada prinsipnya perangkat jenis indoor yang umumnya lebih murah, dapat dilengkapi dengan sistem POE melalui modifikasi. 
1.   Power overethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless InA Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power(losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2.   POEmenggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi +(positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabelpair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss
3.   Perhatikanbahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana caramencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agarsetiap titik sambungan terlindung dari short
4.   Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter

Instalasi Antena
Beberapa jenis antena tertentu masih harus dirakit atau bahkan mungkin memang homebrew (bikinan sendiri). Pada prinsipnya yang dibutuhkan adalah ketelitian saja. Petunjuk perakitan atau pembuatan biasanya sudah tersedia, tinggal diikuti step by step. Sejumlah hal memang perlu diperhatikan karena menyangkut masalah presisi serta kerapian hasil perakitan. Kerapian ini penting karena akan berpengaruh pada stabilitas pada saat telah dipasang, jangan sampai ada bagian yang goyang bahkan terlepas hanya karena terkena hembusan angin atau guyuran air hujan. 
1.   Pasang pipadengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewatiterhadap obstructure terdekat
2.   Perhatikanstabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjatdan anker cows tail
3.   Cek semuasambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4.   Pasang antenadengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempatkedudukan BTS di peta
5.   Pasang kabeldan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungankonektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6.   Perhatikandalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensialmenjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebasjatuh ke bawah

Instalasi Perangkat Radio
Setiap perangkat WLAN memiliki spesifikasi dan karakteristik yang berbeda. Hanya teknisi yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan luas tentang aneka produk saja yang mampu menentukan apa merk, jenis, tipe perangkat terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pada saat instalasi. Perangkat WLAN adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan instalasi. Pemilihan perangkat dan konfigurasi yang kurang tepat akan mengakibatkan rendahnya performa yang didapatkan serta mungkin terjadi kegagalan instalasi. Beberapa perangkat mungkin ada karakteristik tertentu yang membutuhkan perlakuan khusus, misalnya sensitif terhadap stabilitas pasokan daya listrik atau tipe tertentu harus dilakukan upgrade firmware. 
1.   Instal PCCard dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik danpastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2.   Instalasipada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utilitykopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justrudeteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3.   Instalasipada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebihbaik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.)yang tidak diperlukan
4.   Semuaprosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasukinstalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5.   Apabila terusmenerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukaninstalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6.   Padainstalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronetdlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7.   Kemudian ujicoba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hocdll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical,pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8.   Pastikanbahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

Pengujian Noise
Kita perlu mengetahui tingkat noise pada suatu lokasi untuk mengetahui apakah masih ada slot frequency re-use dan apakah masih memungkinkan dicapai kualitas transmisi seperti yang diharapkan dalam proses instalasi. Dengan mengetahui noise level maka kita akan dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan instalasi ataukah harus berkoordinasi dengan operator eksisting, misalnya untuk berbagai pakai BTS. Noise level sebenarnya harus terus dipantau dari waktu ke waktu secara periodik. Sehingga apabila terjadi peningkatan, kita dapat segera mencari tahu permasalahan serta solusi. Noise level juga menggambarkan status daya dukung frekuensi di lokasi tersebut apakah masih cukup atau sudah mengalami kejenuhan (saturated). Akan sangat baik apabila histori noise level ini selalu dicatat oleh semua operator setiap periode dan didokumentasikan penyebab-penyebabnya. Sehingga bisa menjadi satu dasar koordinasi antar operator, pemilik BTS maupun pemain baru yang masuk. 
1.   Bila semuatelah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukanpengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2.   Tanpa antenaperhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya,bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, makadipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkangangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berundingdengan operator BTS / station eksisting tersebut
3.   Perhatikanberapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio(biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbmmaka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakahsignal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4.   Perhitunganstandar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 % good, 60 % - 100 %excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapinoisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % - 20 % - 40% poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5.   Koneksi poorbiasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat daripersentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dariutility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % - 3 % dan excellentdibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6.   Perhitunganyang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita,pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untukmendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7.   Pertimbangkanalternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi,misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing keBTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.

Perakitan Antena

Beberapa jenis antena tertentu masih harus dirakit atau bahkan mungkin memang homebrew (bikinan sendiri). Pada prinsipnya yang dibutuhkan adalah ketelitian saja. Petunjuk perakitan atau pembuatan biasanya sudah tersedia, tinggal diikuti step by step. Sejumlah hal memang perlu diperhatikan karena menyangkut masalah presisi serta kerapian hasil perakitan. Kerapian ini penting karena akan berpengaruh pada stabilitas pada saat telah dipasang, jangan sampai ada bagian yang goyang bahkan terlepas hanya karena terkena hembusan angin atau guyuran air hujan.

1.   Antenamicrowave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiridari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupunomni directional
2.   Rakit antenasesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3.   Kencangkansemua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4.   Perhatikanbahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saatperakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn(driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnyaperubahan gain (db) antena
5.   Beberapa tipeantena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokusreflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

Pointing Antena
Diperlukan kecermatan dan kesabaran yang tinggi pada saat melakukan pengarahan antena (pointing). Hanya teknisi dengan jam terbang tinggi dan punya pengalaman serta pengetahuan luas yang dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan sempurna. Para teknisi pointing pada umumnya memiliki bakat berupa insting yang tajam untuk menentukan arah antena. Alat bantu seperti kompas dan GPS atau software RMW, hanya berfungsi sebagai petunjuk awal. Proses selanjutnya insting lebih berperan. 
1.   Secara umumantena dipasang dengan polarisasi horizontal
2.   Arahkanantena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titiktengah arah (center beam)
3.   Geser antenadengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu padasetiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antenauntuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memilikibeam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanancenter beam adalah 6 derajat
4.   Beri tandapada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaikdilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yangharus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5.   Karenakebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafisuntuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER)maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11byang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6.   Selanjutnyabila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudutantena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi danbandingkan dengan kontur pada peta topografi
7.   Ketika arah danelevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapatdilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untukmempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titikmempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasiantena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadivertical)

Pengujian Koneksi Radio
Pengukuran noise level dan signal perangkat WLAN pada saat pointing hanya akan memberikan gambaran dari sisi kualitas transmisi radio saja. Sementara di dalam komunikasi data, perlu diukur pula kualitas transmisi packet data keseluruhan. Ini akan menentukan kualitas layanan secara keseluruhan kepada para pengguna. 
1.   Lakukan pengujiansignal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel(termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2.   Sesuaikanchannel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikianjuga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harusdidefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3.   Bilamenggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalahterlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4.   Perhatikanbahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerjaberdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikanberfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehinggatidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
5.   Tabel routingdidefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk WirelessIn A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yangmenghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet denganIP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yangdipasang di router dapat mengenali radio
6.   Lakukancontinuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7.   Bila telahstabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) makalakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client)ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisiideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load,maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan perTCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8.   Selanjutnyagunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secarasimultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapanmaksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9.   Atau dengancara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrentconnection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisamencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapatdijamin berada pada level maksimum
Pada setiaptingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT pingmeningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar
Mensiasati Interferensi
Di dalam lingkungan self regulated prinsip utamanya adalah shared access (berbagi pakai) sumber daya terbatas yaitu frekuensi. Sehingga interferensi harus diterima sebagai suatu keniscayaan. Akan tetapi, tetap ada batasan hingga sampai tingkatan mana interferensi dapat diterima dan setiap operator dan pengguna dapat berupaya untuk sedapat mungkin atau sebanyak mungkin menghindari interferensi sekaligus juga mencegah dirinya untuk tidak menimbulkan interferensi berlebihan yang dapat mengganggu operator ataupun pengguna yang lain di band plan unlicensed. 
1. Bersikap konservatif (membatasi daya pancar – “tidak berteriak”) pada saat mengirim sehingga tidak memonopoli saluran dan bersikap moderat pada saat menerima (menggunakan perangkat dengan sensitifitas tinggi – “memperlebar pendengaran”)
2. Dengan alasan apapun jangan pernah menggunakan penguat daya (amplifier / booster) karena akan mempercepat degradasi performance, daya dukung frekuensi (frequency re-use) sehingga bukan hanya merugikan semua orang namun pada akhirnya kita sendiri juga akan kesulitan memanfaatkan frekuensi secara optimal. Gunakan cara lain untuk mengatasi situasi tanpa harus memakai penguat daya. Amplifier/booster bukanlah solusi akhir dalam kondisi apapun
3. Patuhi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2005 yang pada intinya membatasi daya pancar (output power) perangkat maksimum 100 mw dan EIRP atau overall performance (termasuk gain antena) maksimum 4 watt (36 dbm) serta hanya menggunakan perangkat yang telah lulus uji dan mendapatkan sertifikasi resmi dari Direktorat Standarisasi Ditjen Postel
4. Pasang antena dengan ketinggian maksimum sesuai dengan coverage area yang telah direncanakan melalui perhitungan link budget analysis. Misalnya direncanakan BTS akan memiliki coverage area radius 3 km berdasarkan link budget analysis serta simulasi visual pada software RMW diketahui tinggi maksimum antena adalah 20 m dengan sudut elevasi antena 5 derajat. Tidak ada gunanya memasang antena terlalu tinggi dengan jangkauan (coverage area) yang terlalu jauh melebihi kebutuhan. Justru ini mengakibatkan sistem akan ikut “mendengar” transmisi operator lain yang sesungguhnya tidak perlu “didengar” dan berakibat meningkatnya “noise” yang menurunkan kemampuan layanan kita (degradasi performance dan capacity handling)
5. Memperhatikan dan menghitung perkiraan link budget analysis sistem BTS lain yang ada di sekitarnya untuk mengetahui coverage area dan visualisasi radiasi transmisinya agar diketahui pada titik mana saja akan terjadi overlap atau cross section (perpotongan sinyal transmisi yang saling melemahkan) dengan sistem BTS yang kita rencanakan sehingga bisa dipikirkan cara menghindarinya
6. Menurunkan daya pancar (total EIRP) misalnya dengan menurunkan gain antena untuk mengurangi cross section dan mempersempit coverage area dikombinasi dengan mengatur ketinggian antena
7. Merubah konfigurasi default DTIM, RTS/CTS, Fragmentation Treshold sehingga berbeda dengan sistem BTS lainnya untuk meningkatkan kemampuan CSMA/CA
8. Merubah dan memperkecil MTU (fragmentasi packet) sehingga memungkinkan protokol untuk memperbesar kesempatan berbagi pakai (penjadwalan). Tetapi metode ini dapat menurunkan troughput sistem karena banyaknya antrian. Pada kondisi densitas yang telah jenuh, dapat mengakibatkan degradasi bahkan juga kemacetan akibat banyaknya proses retransmisi packet. Sehingga perlu trial and error untuk mengetahui kombinasi terbaik antara DTIM, RTC/CTS, Fragmentation Treshold dan MTU
9. Berbagi pakai sumber daya BTS milik operator lainnya adalah cara paling tepat untuk mempertahankan daya dukung frekuensi yang terbatas agar tidak menjadi jenuh karena banyaknya BTS yang saling bersaing. Lebih baik memaksimalkan pemanfaatan satu BTS yang digunakan bersama-sama daripada setiap operator memiliki masing-masing BTS tetapi tidak digunakan secara optimal
10. Bersedia setiap saat menurunkan power dan ketinggian antena BTS, mengurangi coverage area menjadi micro cell dan melakukan optimalisasi densitas dan tetap memberi kesempatan kepada pemain baru untuk bergabung
11. Menggunakan band plan atau media transmisi yang berbeda untuk saluran antar BTS (backhaul). Misalnya menggunakan band plan 5.x Ghz atau menggunakan media fiber optic
12. Unlicensed band bukan berarti pada band plan tersebut tidak berlaku aturan. Ada sopan santun dan etika yang tetap harus dijaga. Inti pembebasan suatu band plan adalah memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mengatur sendiri (self regulated) pemanfaatan frekuensi tanpa perlu harus meminta ijin kepada Pemerintah asal tetap mematuhi koridor teknis (pembatasan daya pancar dan EIRP maksimum) serta menggunakan perangkat resmi yang sudah disertifikasi
13. Bentuk pelaksanaan etika self regulated antara lain memperkuat kerjasama dan berbagi sumber daya, koordinasi antara pemain baru dan lama, menghormati dan mendahulukan infrastruktur eksisting yang telah lebih dulu ada di area tsb.

0 komentar

Posting Komentar

Saran, Kritik dan Komentar Agan penting untuk perkembangan Blog ini
Kalo anda Copast,dan jika tidak keberatan,tolong cantumkan juga backlink ke blog ini pada website anda..
terima kasih..

Subscribe Via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Pengikut

share